Langsung ke konten utama

KETIKA SEMINAR MENJADI WEBINAR



Masa pandemi covid 19 membuat kita akrab dengan istilah  “stay at home” atau “tetap di rumah” sebagai upaya mencegah penularan covid 19.  Larangan berkumpul atau berkegiatan secara tatap muka menimbulkan kebiasaan baru pada masyarakat dimana seluruh kegiatan dilakukan secara online.  Anak-anak belajar di rumah (BDR), Ujian sekolah daring (dalam jaringan), Seminar menjadi webinar,  meeting menjadi virtual meeting,  Pelantikan, wisuda, bahkan kegiatan yasinan pun dilakukan secara online. Maraknya kegiatan online tersebut membuat kita  dituntut untuk mengenal media online dan beberapa aplikasi pendukungnya.


Webinar menjadi salah satu kegiatan yang ngetren di masa pandemi terutama pada organisasi-organisasi profesi.  Webinar banyak diikuti masyarakat karena tergolong kegiatan yang menguntungkan. Apa sih keuntungannya? Webinar menambah wawasan kita tanpa mengeluarkan ongkos transport. Hemat kan?  Disamping itu, kita juga bisa berinteraksi dengan banyak orang walaupun secara virtual. Webinar juga sangat fleksibel karena bisa kita ikuti dimanapun kita berada. 

Apakah kegiatan webinar selalu mulus? Ternyata tidak, Guys..

Kemampuan IT,  fasilitas perangkat, dan jaringan internet sangat mempengaruhi. Kita pernah lho menjadi panitia suatu kegiatan webinar dengan level nasional dimana Peserta yang mendaftar hampir 2000 orang, Persiapan dilakukan secara matang, rundown acara oke, petugas acara oke, Narasumber oke, media zoom meeting oke, dan gladi bersih pun dilaksanakan dengan lancar. Sayangnya pada hari “H” acara menjadi berantakan karena adanya gangguan pada zoom meeting, dalam ruang zoom seperti banyak lebah yang mendengung, suara narasumber seperti robot, dan akhirnya kami menutup acara dengan perasaan galau.  kemudian kami mendapat informasi bahwa seluruh kegiatan yang menggunakan media zoom pada hari itu mengalami gangguan. 

Kendala lain yang biasanya terjadi adalah gangguan jaringan internet. Gangguan ini memang diluar kekuasaan kita. Seperti yang terjadi pada acara live streaming podcas kemarin. Acara virtual yang diselenggarakan oleh DPP Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan Nasional ini menghadirkan  narasumber dari provinsi Nusa Tenggara Barat. Ketika sedang asyik berbincang tentang pengalamannya menjadi tutor kesetaraan di Flores Timur, tiba-tiba sang narasumber menghilang, ternyata dia terpental seiring lenyapnya jaringan internet di tempatnya. Acarapun berakhir. 

Kemampuan IT seseorang juga terkadang menjadi kendala dalam berlangsungnya suatu webinar. Seperti kita ketahui aplikasi Zoom Meeting  menjadi primadona dalam berbagai kegiatan online baik itu webinar maupun acara lainnya tetapi terkadang masih ada peserta yang belum familiar dengan zoom meeting. Ada yang susah connect dengan audio, ada yang tidak  bisa menemukan tombol mic, camera  dan tombol raisehand, dan ada juga yang tidak bisa membaca dan mengisi  kolom chat. 

Terlepas dari semua kendala, kegiatan virtual ini membuat yang jauh menjadi dekat dan silaturahmi tetap terjalin walaupun tanpa tatap muka.

#ChallengeRamadan# SahabatKabolMenulis

#Day15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN SEBUAH PERJALANAN

  Oleh: Yeni Rohaeni  Seminggu yang lalu, beliau memperkenalkan diri sebagai salah satu pengelola PKBM dari Provinsi Banten. Lalu, komunikasipun mengalir begitu saja, berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi informasi, dan akhirnya bertemu muka dalam sebuah perjalanan. Begitu banyak kebaikan yang aku dapatkan dalam perjalananku. Rasa ikhlas, rendah hati, senyuman tulus, dan rasa peduli mengalirkan energi positif dari sahabatku.  Gedung E lantai 7 Kemdikbud mempertemukan kami. Selesai pertemuan, sahabatku mengantarkan aku ke sebuah apartemen sebagai tempat melepas penatku.  Hari kedua aku dijemput kembali dan dibawa mengunjungi lembaga PKBM nya. Alhamdulillah, selalu ada cerita dan wawasan baru dalam setiap persinggahan.  Malam berikutnya, aku tidak lagi menginap di apartemen melainkan dibawa ke rumahnya yang cukup asri di kawasan Bogor. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kedekatan ini terjadi begitu saja padahal baru satu minggu kami berkenalan.  "Mengalirlah bersama ke

BUKAN SEKEDAR EKSIS

“Lo, eksis banget ya di medsos, tiap hari muncul di berandaku, ” celetuk sahabatku “Terus, masalah buat, Lo?” tanyaku. “Enggak sih, aku  heran aja.” “Kenapa heran? Kan gak aku aja yang eksis, yang lain malah sehari bisa sampai update status 3 sampai 4 kali, perasaan aku hanya sekali setiap hari.” Jawabku. “Iya sih, kadang aku bingung melihat orang-orang ini, semuanya diposting, cuaca panas langsung update “panasnya full banget” hari hujan update “hujaaaaan”, gak bisa tidur langsung update “insomnia” dapat kado langsung update “makasih ya kadonya” apalagi yang ulang tahun, dari teman gak apa-apa sih ini yang lucu kalau suami istri yang ulang tahun sampai diupdate juga emangnya mereka gak serumah ya, sampai-sampai mengucapkan ulang tahun aja di medsos.”  Kupandangi sahabatku sambil tersenyum, dia memang agak pendiam dan kurang aktif di media sosial. Waktunya lebih suka dihabiskan dengan membaca buku.  “Kadang aku bingung melihatmu, dikit-dikit foto, dikit-dikit selfi, terus posting, apa

KATA HATI

Oleh: Yeni Rohaeni  Malam tadi, acaranya arisan keluarga. Acara yang dilakukan rutin setiap tanggal 25 pada tiap bulannya ini dihadiri oleh seluruh kerabat keluarga. Biasanya diisi dengan acara diskusi ngalor ngidul, makan, dan diakhiri dengan mengocok arisan.  Seperti biasa, aku melihat adik sepupuku duduk menyendiri. Dia tidak pernah mau bergabung untuk ngobrol dengan anggota keluarga lainnya. Aku sendiri tidak tau masalanya karena tidak pernah bertanya, tapi malam tadi aku mencoba mendekatinya.  "Pa kabar, Ki," sapaku "Baik," jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Sepertinya dia sedang asyik main game online. "Gabung yuk, ke ruangan tengah," kataku "Males, ah,"  "Napa sih tiap ada acara kumpul keluarga gak pernah mau gabung?" tanyaku "Gak bagus lho selalu memisahkan diri, ntar dikira sombong," kataku lagi. Adik sepupuku memandangku sejenak, lalu kembali anteng dengan androidnya. "Hey, aku ngomong