Langsung ke konten utama

ADA APA DENGAN ANDRE?

 


ADA APA DENGAN ANDRE?

Oleh: Yeni Rohaeni 

"Gila," kata tutorku sambil meletakan tasnya.

"Kenapa?" Tanyaku bingung

Aku melihat anak-anak Paket C baru keluar dari ruangan kelas dan tutorku bergegas menutup pintu.

"Ada apa," tanyaku lagi.

"Masa si Andre bilang cinta sama aku." Jawab tutorku dengan muka memerah.

Aku tertawa, Andre adalah salah satu peserta didik Paket C di lembagaku. Usianya 18 tahun, dia memilih masuk Paket C karena drop out dari salah satu SMK Negeri di daerahku. 

Tutorku memang manis dan ramah. Namanya saja sekolah nonformal, aku selalu minta para tutorku agar tidak terlalu kaku dalam mengajar dan berkomunikasi dengan peserta didik.

"Emang si Andre gak tau ya kalau kamu lebih tua dari dia?"

"Sudah aku bilang," sahutnya

"Terus apa jawab si Andre?"

Jawabannya,"Usia hanya sekedar angka," kata tutorku sambil tertawa.

"Jangan-jangan dia gak tau pula kalau kamu dah nikah,"

"Sudah aku bilang juga dan tau gak apa jawabnya?"

"Apa,"

"Dia bilang, kita jalin cinta rahasia,"

Dan ngakaklah kami berdua saat itu.

Tiba-tiba tutorku yang mengajar Bahasa Indonesia ini tampak bingung dan berubah serius.

"Aku harus bagaimana ya?"

"Ah, paling dia mah hanya iseng tuh," jawabku

"Iseng darimana? tiap sebentar chat aku, pagi baru bangun dah bilang selamat pagi! Udah sarapan belum? Udah ngopi belum? Siang chat lagi, jangan lupa makan siang ya! Jaga kesehatan! malamnya nanya lagi, dah makan malam belum? Met bobo ya, semoga mimpi indah, stress aku, emangnya aku ABG?" Cerocos tutorku dengan kesal.

Aku berdiri, membuka pintu lemari arsip dan mengambil file data peserta didik Paket C.

Nama lengkapnya, Andre Nugraha, alamatnya masih satu kecamatan denganku tetapi beda nagari (desa). Ayahnya sudah almarhum, dia tinggal sama neneknya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Ibunya bekerja di Malaysia.

Sejenak kami termangu, Andre adalah anak yang broken home. Rasa suka sama tutorku yang lebih tua usianya mungkin karena dia sangat merindukan perhatian dari sosok seorang ibu. Ketika sosok yang seharusnya menjadi sumber kasih sayang itu hilang maka sang anak akan kehilangan amunisi penting dalam pengembangan karakternya dan ketika cinta tidak lagi ditemukan di rumah maka sangatlah wajar jika dia mencarinya ke tempat lain. Kupikir alangkah tidak bijaksananya kalau tutorku bersikap apatis sama Andre.

"Terus, aku harus bagaimana?" tanya tutorku.

"Ya, untuk sementara jadilah tempat untuk dia berbagi, dengarkan semua ceritanya dan berikan suport untuknya."jawabku

"Kadang-kadang chatnya suka berbelok ke kiri," sahutnya agak kesal

"Ya, bawa ke kanan lagi aja, kemudian tarik garis tegas kalau murid gak boleh jatuh cinta sama gurunya," ucapku sambil tertawa.

"Ajaklah untuk selalu berpikiran positif, tanya sama dia, apakah dia punya impian? Kalau punya, suruh dia fokus untuk meraih mimpinya," kataku sambil menyimpan file kembali ke dalam lemari.

#namadisamarkan

#potosebagiandaritutor

#kabolmenulis51

#day18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN SEBUAH PERJALANAN

  Oleh: Yeni Rohaeni  Seminggu yang lalu, beliau memperkenalkan diri sebagai salah satu pengelola PKBM dari Provinsi Banten. Lalu, komunikasipun mengalir begitu saja, berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi informasi, dan akhirnya bertemu muka dalam sebuah perjalanan. Begitu banyak kebaikan yang aku dapatkan dalam perjalananku. Rasa ikhlas, rendah hati, senyuman tulus, dan rasa peduli mengalirkan energi positif dari sahabatku.  Gedung E lantai 7 Kemdikbud mempertemukan kami. Selesai pertemuan, sahabatku mengantarkan aku ke sebuah apartemen sebagai tempat melepas penatku.  Hari kedua aku dijemput kembali dan dibawa mengunjungi lembaga PKBM nya. Alhamdulillah, selalu ada cerita dan wawasan baru dalam setiap persinggahan.  Malam berikutnya, aku tidak lagi menginap di apartemen melainkan dibawa ke rumahnya yang cukup asri di kawasan Bogor. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kedekatan ini terjadi begitu saja padahal baru satu minggu kami berkenalan.  "Mengalirlah bersama ke

BUKAN SEKEDAR EKSIS

“Lo, eksis banget ya di medsos, tiap hari muncul di berandaku, ” celetuk sahabatku “Terus, masalah buat, Lo?” tanyaku. “Enggak sih, aku  heran aja.” “Kenapa heran? Kan gak aku aja yang eksis, yang lain malah sehari bisa sampai update status 3 sampai 4 kali, perasaan aku hanya sekali setiap hari.” Jawabku. “Iya sih, kadang aku bingung melihat orang-orang ini, semuanya diposting, cuaca panas langsung update “panasnya full banget” hari hujan update “hujaaaaan”, gak bisa tidur langsung update “insomnia” dapat kado langsung update “makasih ya kadonya” apalagi yang ulang tahun, dari teman gak apa-apa sih ini yang lucu kalau suami istri yang ulang tahun sampai diupdate juga emangnya mereka gak serumah ya, sampai-sampai mengucapkan ulang tahun aja di medsos.”  Kupandangi sahabatku sambil tersenyum, dia memang agak pendiam dan kurang aktif di media sosial. Waktunya lebih suka dihabiskan dengan membaca buku.  “Kadang aku bingung melihatmu, dikit-dikit foto, dikit-dikit selfi, terus posting, apa

KATA HATI

Oleh: Yeni Rohaeni  Malam tadi, acaranya arisan keluarga. Acara yang dilakukan rutin setiap tanggal 25 pada tiap bulannya ini dihadiri oleh seluruh kerabat keluarga. Biasanya diisi dengan acara diskusi ngalor ngidul, makan, dan diakhiri dengan mengocok arisan.  Seperti biasa, aku melihat adik sepupuku duduk menyendiri. Dia tidak pernah mau bergabung untuk ngobrol dengan anggota keluarga lainnya. Aku sendiri tidak tau masalanya karena tidak pernah bertanya, tapi malam tadi aku mencoba mendekatinya.  "Pa kabar, Ki," sapaku "Baik," jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Sepertinya dia sedang asyik main game online. "Gabung yuk, ke ruangan tengah," kataku "Males, ah,"  "Napa sih tiap ada acara kumpul keluarga gak pernah mau gabung?" tanyaku "Gak bagus lho selalu memisahkan diri, ntar dikira sombong," kataku lagi. Adik sepupuku memandangku sejenak, lalu kembali anteng dengan androidnya. "Hey, aku ngomong