'Kenapa matamu sembab gitu?” tanyaku saat melihat mata sahabatku.
“Semalaman aku menangis, sakit sekali rasanya hati ini, aku merasa Tuhan tidak adil padaku.”
“Astagfirullah Al Adzim, apa yang terjadi?” tanyaku penasaran.
Sahabatku yang satu ini biasanya tidak perduli pada hal apapun yang menurutnya tidak penting.
kesehariannya dihabiskan di rumah yang merangkap kantor kecuali ada agenda atau undangan kegiatan dari beberapa organisasi yang diikutinya. Sifatnya yang periang, suka humor dan supel dalam berkomunikasi membuatnya memiliki banyak relasi. Hari ini, saat aku berkunjung ke rumahnya, aku melihatnya begitu kusut.
“Hey, ada apa?’ tanyaku lagi saat kulihat sahabatku masih termangu.
“Aku kecewa.” Gumamnya.
“Karena apa? Cerita dong! Bikin penasaran aja.” Sahutku.
Sahabatku menghela nafas.
“Coba Lo bayangin, aku dapat info dari temanku yang ada di provinsi lain kalau ada jenis bantuan yang bisa diakses untuk tahun ini.”
“Trus?”
“Info itu aku sampaikan juga pada teman-teman lain yang ada di daerahku, bahkan ada yang copas proposalku, Lo tahu gak? temanku lolos sedangkan aku yang memberi informasi malah tidak lolos, Lo bisa kan merasakan betapa sakitnya hatiku.”
“Jadi itu yang membuatmu menangis semalaman?” tanyaku sambil tertawa.
“Napa Lo malah tertawa?” balas sahabatku dengan kening berkerut.
“Lucu aja, persoalan kecil gitu aja bisa membuat matamu seperti digigit lebah, kata-kata indah tentang keikhlasan yang sering kamu update di status rupanya hanya omong kosong.” Kataku sambil menatap wajahnya yang terlihat memerah karena sindiranku.
“Satu lagi, jangan pernah bilang kalau Tuhan tidak adil!”
“Maaf, aku sedang emosi, aku merasa telah berlaku baik dengan memberikan informasi yang mungkin berguna bagi teman-temanku tapi kenyataannya, aku sendiri yang tidak mendapatkan kesempatan untuk memperolehnya.”
“Aku paham dan bisa merasakan sakit hatimu, berusaha ikhlas saja,” kataku kemudian
“Ternyata Ikhlas itu sangat mudah diucapkan tetapi begitu sulit untuk dilakukan.” Gumamnya lirih.
“Iya, sangat sulit tapi jika kita mampu ikhlas, Insya Allah jiwa akan merasa tenang, jika saat ini proposalmu sia-sia, relakan aja, terima kenyataan karena dibalik itu tanpa disadari telah membuatmu kuat dan pantang menyerah, dan jika rezekimu belum sesuai dengan dengan apa yang telah kamu lakukan, maka ikhlaskan lah, karena rezeki bukan hanya materi.”
Sahabatku melongo seakan tidak percaya kalau kata-kata itu keluar dari mulutku.
“Sejak kapan Lo jadi orang yang bijaksana banget?” tanya sahabatku sambil tersenyum.
“Sejak sering baca quotes kata-kata bijaksana.” Jawabku
Dan kami pun tertawa bersama.
#ChallengeRamadan
#SahabatKabolMenulis
#Day17
potonya nyomot😊
Komentar
Posting Komentar