Langsung ke konten utama

DISIPLIN DALAM NEW NORMAL

 


Pagi ini, ada  rasa sedih yang menyelinap dalam hatiku ketika membaca berita bahwa terjadi lonjakan kasus pasien terkonfirmasi positif covid-19 di daerahku. Penyebab makin tingginya kasus covid tersebut salah satunya karena melemahnya  penerapan protokol kesehatan pada masyarakat itu sendiri.  Biasanya yang terpapar covid 19 itu menimpa orang-orang yang baru pulang dari luar kota, tapi sekarang justru mereka terpapar ketika datang ke daerahku. 


Setahun sudah kita melewati masa kritis, setahun pula kita belajar dari covid 19. Kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan pada masa itu telah membawa kita pada era new normal atau kenormalan baru. Lalu, kenapa sekarang kasusnya melonjak lagi? Ternyata disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan  telah melemah.


Masa kenormalan baru adalah masa dimana masyarakat bisa beraktivitas kembali secara normal tanpa meninggalkan protokol kesehatan. Kenyataannya? Sungguh sangat ironis.

Ketika pergi ke pasar hanya segelintir saja yang masih memakai masker. Tempat-tempat fasilitas umum sudah jarang lagi menyediakan sarana cuci tangan dan sanitizer, kerumunan seperti pesta pernikahan sudah diperbolehkan dan info dari suamiku ketika   sholat Jumat di  mesjid,  hanya sebagian orang yang masih menggunakan masker. 


Begitu sulitkah kita untuk disiplin? 

Disiplin memang berat tetapi sebenarmya disiplin bisa memberikan kekuatan dan kebahagiaan.  Dengan disiplin kita dipaksa untuk menjadi orang yang berbeda, yang tadinya tidak pernah pakai masker sekarang dipaksa  menggunakan masker, yang tadinya tidak pernah menyediakan handsanitizer sekarang dipaksa agar handsanitizer selalu ada, dan yang tadinya jarang cuci tangan sekarang dipaksa untuk rajin cuci tangan. Jika kita disiplin dalam penerapannya maka akan meminimalisir penularan covid 19. Insya Allah kita selalu sehat dan sehat akan membawa kebahagiaan. 


Protokol kesehatan lainnya yang tetap kita harus terapkan adalah jaga jarak. Bukan karena kita tidak mau bergaul atau bersilaturahmi tetapi kita berupaya memutus rantai penularan covid 19. 


Sesungguhnya dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan akan membawa kebaikan kepada diri kita sendiri, karena itu, tetaplah dengan protokol kesehatan dimanapun kita berada. 


#ChallengeRamadan

#SahabatKabolMenulis

#Day14

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN SEBUAH PERJALANAN

  Oleh: Yeni Rohaeni  Seminggu yang lalu, beliau memperkenalkan diri sebagai salah satu pengelola PKBM dari Provinsi Banten. Lalu, komunikasipun mengalir begitu saja, berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi informasi, dan akhirnya bertemu muka dalam sebuah perjalanan. Begitu banyak kebaikan yang aku dapatkan dalam perjalananku. Rasa ikhlas, rendah hati, senyuman tulus, dan rasa peduli mengalirkan energi positif dari sahabatku.  Gedung E lantai 7 Kemdikbud mempertemukan kami. Selesai pertemuan, sahabatku mengantarkan aku ke sebuah apartemen sebagai tempat melepas penatku.  Hari kedua aku dijemput kembali dan dibawa mengunjungi lembaga PKBM nya. Alhamdulillah, selalu ada cerita dan wawasan baru dalam setiap persinggahan.  Malam berikutnya, aku tidak lagi menginap di apartemen melainkan dibawa ke rumahnya yang cukup asri di kawasan Bogor. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kedekatan ini terjadi begitu saja padahal baru satu minggu kami berkenalan.  "Mengalirlah bersama ke

BUKAN SEKEDAR EKSIS

“Lo, eksis banget ya di medsos, tiap hari muncul di berandaku, ” celetuk sahabatku “Terus, masalah buat, Lo?” tanyaku. “Enggak sih, aku  heran aja.” “Kenapa heran? Kan gak aku aja yang eksis, yang lain malah sehari bisa sampai update status 3 sampai 4 kali, perasaan aku hanya sekali setiap hari.” Jawabku. “Iya sih, kadang aku bingung melihat orang-orang ini, semuanya diposting, cuaca panas langsung update “panasnya full banget” hari hujan update “hujaaaaan”, gak bisa tidur langsung update “insomnia” dapat kado langsung update “makasih ya kadonya” apalagi yang ulang tahun, dari teman gak apa-apa sih ini yang lucu kalau suami istri yang ulang tahun sampai diupdate juga emangnya mereka gak serumah ya, sampai-sampai mengucapkan ulang tahun aja di medsos.”  Kupandangi sahabatku sambil tersenyum, dia memang agak pendiam dan kurang aktif di media sosial. Waktunya lebih suka dihabiskan dengan membaca buku.  “Kadang aku bingung melihatmu, dikit-dikit foto, dikit-dikit selfi, terus posting, apa

KATA HATI

Oleh: Yeni Rohaeni  Malam tadi, acaranya arisan keluarga. Acara yang dilakukan rutin setiap tanggal 25 pada tiap bulannya ini dihadiri oleh seluruh kerabat keluarga. Biasanya diisi dengan acara diskusi ngalor ngidul, makan, dan diakhiri dengan mengocok arisan.  Seperti biasa, aku melihat adik sepupuku duduk menyendiri. Dia tidak pernah mau bergabung untuk ngobrol dengan anggota keluarga lainnya. Aku sendiri tidak tau masalanya karena tidak pernah bertanya, tapi malam tadi aku mencoba mendekatinya.  "Pa kabar, Ki," sapaku "Baik," jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Sepertinya dia sedang asyik main game online. "Gabung yuk, ke ruangan tengah," kataku "Males, ah,"  "Napa sih tiap ada acara kumpul keluarga gak pernah mau gabung?" tanyaku "Gak bagus lho selalu memisahkan diri, ntar dikira sombong," kataku lagi. Adik sepupuku memandangku sejenak, lalu kembali anteng dengan androidnya. "Hey, aku ngomong