Langsung ke konten utama

CHALLENGE RAMADAN 2021

 

Fotonya nyomot lagi😁 Dokumentasisebuah perjalanan.

 Pada awal Ramadan, aku membaca undangan dari mentorku di grup alumni kabol menulis. Undangan tersebut berjudul “Challenge Ramadan” yaitu tantangan menulis berbagi kisah dan hikmah dari beberapa kejadian baik kejadian diri kita sendiri ataupun kejadian orang lain. Tantangan ini mulai dari tanggal 11 sampai tanggal 30  April 2021. Setiap tulisan minimal 200 kata. Tulisan diposting di FB setiap hari  kemudian link tulisan dikirim ke WAG challenge Ramadan maksimal jam 14.00 WIB. 

Sejak selesai ikut kelas kabol menulis 51 sebenarnya ada beberapa tantangan juga tetapi banyaknya kegiatan membuat aku melewatkan kesempatan itu, pada Ramadan ini aku merasa lebih banyak waktu dan akhirnya aku mengikuti undangan challenge Ramadan. Aku melihat hampir 50 orang yang bergabung di grup tetapi di awal tantangan hanya 28 orang yang setor tulisan. Menginjak hari ke ke 30 tersisa 20 orang. Aku merasa seperti di panggung akademi fantasi ketika ada teman-teman yang tereleminasi karena tidak setor tulisan ataupun terlambat setor. 

Menulis memang merupakan salah satu hobiku sejak SMP, buku diary yang imut-imut dan harum saat itu menjadi media tulisanku, berisi tentang kisah suka duka saat SMP, tentang guru-guruku, teman-teman sekolahku, tentang kekaguman pada seseorang, tentang cinta monyet sampai kisah cinta bertepuk sebelah tangan, 5 buah buku diary yang berwarna warni adalah bukti hasil tulisanku yang tentu saja masih mentah karena menulis sesuka hati. 

Beberapa tahun berselang aku tidak produktif menulis dan menjelang  setengah abad usiaku, kebiasaan menulis muncul kembali walaupun hanya berupa tulisan-tulisan kecil di status medsos. Bersyukur dalam perjalanan hidupku aku bertemu dengan para pegiat literasi yang memberikan kesempatan untuk bergabung dengan beberapa komunitas menulis sampai ke edisi challenge Ramadan saat ini. 

Challenge Ramadan membawaku untuk kembali menelusuri kisah-kisah yang telah terjadi ataupun yang sedang terjadi. Terkadang ada saat aku tidak punya ide untuk menulis apapun bahkan berniat untuk bolong tetapi tantangan untuk bersikap konsisten membangkitkan semangatku. Keseruan terjadi saat mendekati limit time pukul 14.00 WIB masih ada yang yang belum setor, serentak kami saling menyemangati jangan sampai ada yang tereleminasi. 

Ada beberapa penyebab yang membuat teman-temanku tereleminasi seperti banyaknya kegiatan lain (pekerjaan rumah atau sekolah), jaringan yang hilang untuk posting di medsos dan setor di WAG, karena sakit atau karena ketiduran melewati limit time. Alhamdulillah sampai hari ke 19 kemarin  masih bertahan 20 peserta. 

Dalam challenge Ramadan ini,  kami dapat berbagi kisah inspiratif, berbagi pengalaman, menambah wawasan, dan  mempererat silaturahmi. Satu hal yang membuatku bahagia adalah beberapa tulisanku diapresiasi oleh seorang penulis terkenal , penulis yang novel-novelnya menjadi best seller, seorang Boy Candra . Semoga aku bisa mengikuti jejaknya (mimpi manis).

Terima kasih untuk semuanya, terima kasih untuk teman-teman yang selalu memotivasi. Alhamdulillah aku bisa konsisten menulis sampai hari terakhir. Apakah tulisanku masuk kriteria atau tidak? aku serahkan pada mentorku.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

(Pramoedya Ananta Toer)

#ChallengeRamadan

#SahabatKabolMenulis

#Day20



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEHARI DI MASHAGI

Oleh: Yeni Rohaeni  Udara mulai menghangat ketika kami mulai keluar dari Serpong Natura City. Jalanan yang mulai padat membuat laju kendaraan kami agak tersendat.  Hari ini, agenda kami adalah mengunjungi sahabatku, Bapak Jalaludin, beliau adalah ketua PKBM Mashagi Kabupaten Bogor. Aku mengenalnya lebih dekat ketika aku bergabung  di Tim Ngoppi (Ngobrolin Pendidikan) PKBM Indonesia.  Hawa dingin mengaliri tubuhku saat memasuki jalan tol lingkar Bogor. Puncak gunung Salak yang tertutup halimun terlihat indah dan penuh misteri. Ingatanku melayang ke tahun 2012 saat pesawat Sukhoi Superjet100 terjatuh  menabrak tebing gunung  yang menjulang tinggi di hadapan kami sekarang. Ah, segera kutepiskan bayangan itu mengingat akupun akan melakukan perjalanan udara. Mobil ketua PKBM Mnc Tangsel  yang mengantarku memasuki kawasan Pemda Bogor yang sejuk dan asri. Kulihat sahabatku sudah menanti kami. Iket (tutup kepala pria khas Jawa Barat) yang dikenakan sahaba...

ADA APA DENGAN ANDRE?

  ADA APA DENGAN ANDRE? Oleh: Yeni Rohaeni  "Gila," kata tutorku sambil meletakan tasnya. "Kenapa?" Tanyaku bingung Aku melihat anak-anak Paket C baru keluar dari ruangan kelas dan tutorku bergegas menutup pintu. "Ada apa," tanyaku lagi. "Masa si Andre bilang cinta sama aku." Jawab tutorku dengan muka memerah. Aku tertawa, Andre adalah salah satu peserta didik Paket C di lembagaku. Usianya 18 tahun, dia memilih masuk Paket C karena drop out dari salah satu SMK Negeri di daerahku.  Tutorku memang manis dan ramah. Namanya saja sekolah nonformal, aku selalu minta para tutorku agar tidak terlalu kaku dalam mengajar dan berkomunikasi dengan peserta didik. "Emang si Andre gak tau ya kalau kamu lebih tua dari dia?" "Sudah aku bilang," sahutnya "Terus apa jawab si Andre?" Jawabannya,"Usia hanya sekedar angka," kata tutorku sambil tertawa. "Jangan-jangan dia gak tau pula kalau kamu dah nikah," "Sudah ...

KETIKA MANUAL MENJADI DIGITAL

  KETIKA MANUAL MENJADI DIGITAL Oleh : Yeni Rohaeni "Pusing aku." gumam Bu Yuni lirih sambil menutup laptopnya. "Lho, kok laptopnya ditutup?" tanyaku Helaan nafas Bu Yuni terdengar berat, untuk beberapa saat Beliau terdiam dan aku membiarkannya sambil berpikir kenapa Bu Yuni tiba-tiba seperti orang yang galau tingkat tinggi. Bu Yuni adalah salah seorang pengelola PAUD di Kecamatanku. Aku mengenalnya sejak aku berkecimpung di dunia PAUD. Orangnya enerjik dan humoris, belum lengkap rasanya kalau berkumpul tanpa Beliau, gak ada yang bikin ngakak. "Teh!" Bu Yuni memanggilku. Oh ya, sejak pindah ke Minang rata-rata semua orang memanggilku "teteh" terkadang ada yang tidak tahu dengan nama asliku "Hmm, kenapa?" Tanyaku "Mabuk otak Denai (aku), Teh, sekarang semua online, semua maen upload, scan terus pdfkan, aku ikuti semua, pelajari semua sampai bisa, tapi masih ada juga yang belum paham, capek rasanya mengikuti zaman ini." Cerocosn...