“Lo, eksis banget ya di medsos, tiap hari muncul di berandaku, ” celetuk sahabatku
“Terus, masalah buat, Lo?” tanyaku.
“Enggak sih, aku heran aja.”
“Kenapa heran? Kan gak aku aja yang eksis, yang lain malah sehari bisa sampai update status 3 sampai 4 kali, perasaan aku hanya sekali setiap hari.” Jawabku.
“Iya sih, kadang aku bingung melihat orang-orang ini, semuanya diposting, cuaca panas langsung update “panasnya full banget” hari hujan update “hujaaaaan”, gak bisa tidur langsung update “insomnia” dapat kado langsung update “makasih ya kadonya” apalagi yang ulang tahun, dari teman gak apa-apa sih ini yang lucu kalau suami istri yang ulang tahun sampai diupdate juga emangnya mereka gak serumah ya, sampai-sampai mengucapkan ulang tahun aja di medsos.”
Kupandangi sahabatku sambil tersenyum, dia memang agak pendiam dan kurang aktif di media sosial. Waktunya lebih suka dihabiskan dengan membaca buku.
“Kadang aku bingung melihatmu, dikit-dikit foto, dikit-dikit selfi, terus posting, apa gak risih ya potomu dilihatin banyak orang? Apa sih untungnya?” pertanyaan sahabatku sedikit menggelitik hatiku.
“Lo tahu gak, perjalanan hidup bagiku adalah sejarah, sejarah dari suka duka dalam kehidupanku yang bisa aku ceritakan pada anak cucuku nanti dan sejarah akan lebih valid jika ada dokumentasi.”
“Emang sejarah hidup Lo harus diposting gitu?”
“Ra, setiap orang punya hak tuk posting di medsos, jika Lo suka tinggal like dan kalau tidak suka abaikan saja, gak susah kan?”
“Asal Lo tau, Ra, medsos bagiku merupakan salah satu media yang menolongku dalam mengarsipkan semua dokumen kegiatanku, Lo tahu kan, aku aktif di beberapa organisasi, terkadang dalam sehari bisa aku mengikuti 3 kegiatan pada organisasi yang berbeda, setiap kegiatan aku posting karena kadang-kadang aku gak sempat menulis di buku agenda kegiatanku.”
“Begitu ya?” tanya sahabatku
“Iya, aku posting itu bukan sekedar eksis tapi tujuanku untuk nitip dokumentasi dan sebagai pengingat pada suatu kegiatan yang akan ditulis dalam agendaku, Lo tahu kan kalau di medsos itu tersimpan dengan jelas tanggal dan hari kegiatnnya.”
“Iya, aku paham sekarang.” Kata sahabatku mengangguk
“Pingin tahu apa alasanku yang lebih penting?” tanyaku sambil tersenyum
“Apa?” sahut sahabatku penasaran.
“Bukti pada suamiku bahwa aku keluar rumah memang berkegiatan dan bukan hanya sekedar alasan, jadi saat pulang, suamiku gak banyak bertanya lagi, bukti fisik lebih akurat daripada sekedar kata-kata.” Jawabku.
Sahabatku tertawa lepas.
#ChallengeRamadan
#SahabatKabolMenulis
#Day12
Komentar
Posting Komentar