Oleh: Yeni Rohaeni
"Mana tulisanmu?"
Chat dari sahabatku mengawali pagiku.
"Belum ada," jawabku singkat.
"Owalahh, kenapa?"
"Gak tau, gak ada yang jadi tulisanku tadi malam," jawabku
"Semangat pagi, jangan rusak pagimu dengan mengeluh karena pagi adalah awal yang baik untuk memulai keseharianmu dengan semangat yang penuh."
Sebuah kutipan dia kirimkan, entah darimana menemukan kutipan itu.
"Aku gak ngeluh, aku cuma bilang, tulisanku gak ada yang jadi," balasku membela diri.
"Kenapa? Padahal setiap hari aku menunggu tulisanmu."
Aku diam, mau bilang mumet takut disangka ngeluh. Akhirnya kubiarkan percakapan kami terhenti.
"Jika kamu mencintai dua orang dalam waktu yang sama, maka pilihlah yang kedua karena kalau kamu mencintai yang pertama, kamu gak mungkin bisa mencintai yang kedua."
Kutipan yang kedua dia kirimkan lagi disertai emoji tertawa 3 kali.
"Ini bagus kata-katanya."
"Dapat darimana," tanyaku
"Grup sebelah," balasnya singkat
"Iya bagus, tapi aku gak tahu, apakah aku masih punya rasa cinta atau enggak," balasku lagi.
"Masih," balasnya cepat
"Darimana kamu tahu,"
"Cinta adalah pengorbanan, dan Lo mau berkorban," jawabnya.
"Lo, lihat gue ni, ampe kurus dan ini pengorbanan," jawabnya sambil tertawa
Sejenak terbayang sosok sahabatku yang berada di seberang pulau sana. Dia memang kurus tapi selalu memberiku semangat dan motivasi terutama dalam kegiatan menulisku.
"Coba terangkan padaku kalau cinta itu pengorbanan." Kukirim lagi chat setelah beberapa detik hening.
"Cinta bukan hanya pengorbanan, tapi cinta juga sebuah perjuangan, tanggung jawab, kejujuran, dan keikhlasan. Cinta bukan penderitaan."
Aku terdiam, kata-kata sahabatku terasa sangat dalam.
"Lo ingat gak? Lo pernah bilang kalau pasanganmu kurang romantis hanya karena gak pernah ngucapin ulang tahun untuk Lo di FB, padahal Lo ingin sekali kan?"
"Terus, apa karena pasangan Lo gak pernah melakukan itu, lalu Lo tinggalin? Enggak kan? Itu berarti Lo mencintainya, karena Lo telah ikhlas menerima pasanganmu yang kurang romantis."
"Tidak semua orang suka menunjukan cinta lewat kata-kata, cintanya terpatri dalam diam."
Aku hanya termangu membaca chat dari sahabatku. Sepertinya dia tak memberiku kesempatan untuk membalas chatnya.
"Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang "sempurna" bagi seseorang, tapi bagaimana menemukan seseorang yang membantumu menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak ada dan jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong."
"Napa Lo, kagum ma gue ya? yang terakhir itu gue copas," katanya lagi sambil tertawa.
Aku tersenyum, selalu ada cerita dengan sahabatku yang satu ini. Aku putuskan kalau di hari terakhir kelas menulisku ini, temanya "cinta"😊
Terima kasih untuk sahabat-sahabatku yang selalu mensuportku sehingga aku bisa menulis konsisten selama 30 hari tanpa bolong. Terkadang banyaknya aktivitas sering membuatku tidak konsen dan aku memutuskan untuk bolong. Tapi kalian selalu ada memberikan kisah-kisah yang akhirnya menjadi tulisanku.
Terima kasih juga untuk mentorku Mak Ade Rakhma Novita Sari dan teman-teman 51 Bunda Astatik Bestari Bunda Eni Jamilah adinda Sugini Mak Lidya Bakpauu Mak Nursida Basri Mak Nora Kurniati Mak Utari Yati adinda Titin Nurhanendah🥰🥰🥰
Salam Literasi
#Kabolmenulis51
#day30
Komentar
Posting Komentar