OTODIDAK
Oleh: Yeni Rohaeni
Mensyukuri masa-masa sulit saat adaptasi, berdamai dengan suasana baru membuat aku mampu menikmati perubahan dalam kehidupanku. Aku memilih bahagia dengan pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga yang seutuhnya.
Rutinitas pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang paling aku sukai adalah saat aku mengatar anakku sekolah. Oh ya, anakku yang kedua berusia 4 tahun saat aku bawa pindah, aku memasukannya di sekolah PAUD yang berjarak sekitar 1 Km dari rumahku.
Saat menunggu anak belajar biasanya aku berkumpul dengan sesama wali murid, ikut nimbrung obrolan mereka sekalian menambah perbendaharaan kosa kata bahasa setempat.
Satu semester berlalu, aku merasa ada sesuatu yang menggelitik hatiku, sesuatu yang membuat aku tidak pernah bosan menemani anakku di sekolah padahal sebenarnya anakku sudah bisa aku tinggalkan sendiri sampai menjelang pulang tapi itu tidak aku lakukan, kenapa? Karena hanya ingin melihat bagaimana sabarnya seorang Guru PAUD dalam menghadapi murid-muridnya.
Aku menyukai senyum yang selalu merekah dari bibir Guru PAUD walaupun muridnya ada yang berteriak, berlarian, memberantakan mainan, pipis di celana dan sebagainya.
Aku melihat Guru PAUD adalah seorang yang multitalent. Mereka dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan efektif, bisa bernyanyi, menari, mendongeng, senam dan lain-lain.
Ada kegembiraan tersendiri saat aku mengikuti aktivitas di sekolah PAUD. Saking rajinnya aku sampai hapal urutan proses pembelajaran di PAUD bahkan sampai hapal lagu-lagu dan do'a pendek yang diajarkan Guru PAUD kepada anakku dan murid lainnya.
Menjelang anakku masuk Sekolah Dasar (SD), aku mulai bingung karena aku tidak bisa lagi menikmati riangnya suara anak PAUD. Lalu, apa yang harus aku lakukan? Tidak ada cara lain selain aku harus memiliki sekolah PAUD sendiri.
Bisakah? Dengan keinginan yang kuat aku merasa yakin bisa. Muridnya darimana? Muridnya berasal dari lingkungan sekitar kita. Aku melihat di sekitar tempat tinggalku masih banyak anak usia dini yang belum sekolah.
Gurunya siapa?
Aku adalah gurunya. Mampukah? Aku yakin mampu. Walaupun latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja bukan dari dunia pendidikan tetapi pembelajaran PAUD yang aku dapatkan secara otodidak selama 2 tahun di sekolah anakku, kemudian banyak bertanya, banyak membaca referensi, mengikuti pelatihan PAUD membuatku yakin bahwa aku mampu.
Alhamdulillah, keyakinan, rasa percaya diri, rasa cinta pada pekerjaan membuat aku bertahan sampai sekarang menjadi pendidik dan pengelola PAUD.
Intinya, keahlian seseorang tidak harus didapatkan melalui bangku sekolah formal tetapi bisa juga didapatkan secara otodidak.
Apapun yang terjadi kepada Anda, akan tetap menjadi sesuatu yang menguatkan Anda jika Anda tidak mengijinkannya untuk melemahkan Anda (Mario Teguh)
Komentar
Posting Komentar