KISAH SEORANG TUTOR KF
Oleh: Yeni Rohaeni
Hari ini aku mau cerita tentang pengalaman tutor KF yang dia ceritakan padaku. Bagi yang belum tahu apa itu KF, silahkan baca dulu tulisanku yang kemarin ya

Perjalanan dalam kegiatan literasi baca tulis bagi warga masyarakat buta aksara ini banyak suka dukanya lho, seperti pengalaman tutorku ini.
Dia bilang, perasaan kadang campur aduk saat menghadapi warga belajar yang rata-rata sudah berumur. Ada rasa jengkel ketika menghadapi warga belajar yang sangat lambat memahami materi, ada kelucuan saat mereka hapal huruf tapi tidak bisa merangkai dalam sebuah kata apalagi kalimat, ada rasa haru ketika mereka bertepuk tangan saat berhasil membaca dan yang paling membuat kami tertawa, ketika mereka sulit sekali dalam materi mengenal huruf dan angka tetapi sangat terampil dalam materi mengenal uang.
Hujan ataupun terik matahari tidak menjadi penghalang bagi kami untuk menuju tempat mereka belajar, kadang-kadang kami harus menempuh perjalanan dengan jalan kaki karena kondisi jalannya tidak memungkinkan memakai kendaraan roda dua apalagi roda empat.
Kelelahan dalam perjalanan selalu terobati ketika kami sampai lokasi, kami selalu disambut dengan senyum ikhlas mereka, semangat mereka, dan keramahan mereka seolah-olah kami dianggap sebagai cahaya yang membawa mereka dari kegelapan menuju alam terang benderang.
Pernah lho ada kejadian yang tidak akan pernah terlupakan sampai kapan pun. Saat itu tahun 2011, tutorku berangkat untuk mengajar. Tempat kelompok belajarnya ada di salah satu Nagari (Desa) yang saat itu masih terisolir. Selain jauh ke pelosok di sana juga tidak ada jaringan untuk berkomunikasi melalu telepon genggam.
Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam dengan kondisi jalan yang menyedihkan, berlumpur dan licin karena semalaman diguyur hujan. Sampai ditempat belajar, tutorku merasa heran karena sangat lengang tidak seperti biasanya, dalam hati bertanya-tanya,"kemana mereka?
Kemana warga belajar yang selalu semangat?
Akhirnya pertanyaan itu mendapat jawaban dari seorang anak yang memberikan secarik kertas pada tutorku. Tulisan dari salah satu warga belajar, tulisan yang belum sempurna tapi tutorku bisa memahaminya.
"Maaf bu guru, hari ini kami tidak belajar, karena kami sedang mencari nenek saodah dan cucunya, mereka hanyut terbawa galodo."
Tutorku memandangi kertas itu dengan berkaca-kaca, ternyata salah satu warga belajarnya yang berusia 49 tahun dan cucunya berusia 6 tahun hanyut ketika hujan mengguyur daerah itu semalaman dan membawa bencana galodo.
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
Ini adalah salah satu kisah yang paling menyedihkan bagi kami dari sekian pengalaman lainnya. Pengalaman-pengalaman itu memberikan pelajaran kepada kami bahwa
Sesulit apapun kondisi dilapangan tempat kita bertugas kita harus menerimanya dengan ikhlas dan sabar karena itu salah satu bentuk pertanggungjawaban kita dalam mendukung program pemerintah untuk menuntaskan buta aksara.
Untuk para tutor KF mulai 2010 sampai 2015, semoga perjuangannya mendapatkan balasan sebaik-baiknya balasan. Amiin
Komentar
Posting Komentar