Langsung ke konten utama

DASAR KEPO



Oleh: Yeni Rohaeni

"Lihat gak status si Dewi?"

"Kenapa?" tanyaku

"Dia update status lagi di Bandara lho, mau kemana ya dia?"

"Mana kutahu," jawabku acuh tak acuh

Keesokan harinya,

"Eh, dah lihat lagi status si Dewi, gak?"

"Belum, paket dataku habis," sahutku 

"Ternyata kemarin dia ke Jakarta tuh, mau ngapain ya? kok gak ngajak-ngajak ya?"

Aku tertawa, kenapa yah ada orang yang selalu ingin tahu urusan orang lain? pingin tahu itu, pingin tahu ini, segala rupanya dikepoin, dan 

ketika segala pertanyaan tak ada jawaban, akhirnya syak wasangka hadir dalam pikirannya, yang mungkin juga lahir karena rasa iri dan dengki.



"Kok yang dapat undangan bimtek dia lagi dia lagi ya?"

"Kenapa aku gak pernah diundang ya?"

"Apa karena dia kenal panitia?"

Ah, ternyata pertanyaan orang yang kepo tidak hanya sekali tetapi bisa nyambung mulai dari jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan seterusnya. Dia tidak tahu kalau sebenarnya yang diundang itu mungkin saja orang bermasalah sehingga perlu dibimtek🤭

Setiap orang itu punya privasi, Mak!

Cobalah kita untuk menghormati privasi orang lain. Gak mungkin kan setiap orang yang bepergian atau berkegiatan harus lapor sama kita.

Lebih baik, biarkan energi positif mengalir dalam kehidupan kita. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan yang harus kita terima agar hubungan kita tetap terjaga dengan siapapun. 

Berentilah jadi manusia kepo kalau hanya akan membuat hidup kita tersiksa dan membuat orang lain tidak nyaman.

"Manusia kepo hanya bisa menilai orang lain dengan standar dirinya sendiri tetapi gagal menilai dirinya sendiri dengan standar orang lain. Dasar Kepo" (Kumparan.com)

Jangan kepo pula

dengan siapa aku berphoto😁

#Centurypark

#kabolmenulis51

#day22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CATATAN SEBUAH PERJALANAN

  Oleh: Yeni Rohaeni  Seminggu yang lalu, beliau memperkenalkan diri sebagai salah satu pengelola PKBM dari Provinsi Banten. Lalu, komunikasipun mengalir begitu saja, berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi informasi, dan akhirnya bertemu muka dalam sebuah perjalanan. Begitu banyak kebaikan yang aku dapatkan dalam perjalananku. Rasa ikhlas, rendah hati, senyuman tulus, dan rasa peduli mengalirkan energi positif dari sahabatku.  Gedung E lantai 7 Kemdikbud mempertemukan kami. Selesai pertemuan, sahabatku mengantarkan aku ke sebuah apartemen sebagai tempat melepas penatku.  Hari kedua aku dijemput kembali dan dibawa mengunjungi lembaga PKBM nya. Alhamdulillah, selalu ada cerita dan wawasan baru dalam setiap persinggahan.  Malam berikutnya, aku tidak lagi menginap di apartemen melainkan dibawa ke rumahnya yang cukup asri di kawasan Bogor. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kedekatan ini terjadi begitu saja padahal baru satu minggu kami berkenalan.  "Mengalirlah bersama ke

BUKAN SEKEDAR EKSIS

“Lo, eksis banget ya di medsos, tiap hari muncul di berandaku, ” celetuk sahabatku “Terus, masalah buat, Lo?” tanyaku. “Enggak sih, aku  heran aja.” “Kenapa heran? Kan gak aku aja yang eksis, yang lain malah sehari bisa sampai update status 3 sampai 4 kali, perasaan aku hanya sekali setiap hari.” Jawabku. “Iya sih, kadang aku bingung melihat orang-orang ini, semuanya diposting, cuaca panas langsung update “panasnya full banget” hari hujan update “hujaaaaan”, gak bisa tidur langsung update “insomnia” dapat kado langsung update “makasih ya kadonya” apalagi yang ulang tahun, dari teman gak apa-apa sih ini yang lucu kalau suami istri yang ulang tahun sampai diupdate juga emangnya mereka gak serumah ya, sampai-sampai mengucapkan ulang tahun aja di medsos.”  Kupandangi sahabatku sambil tersenyum, dia memang agak pendiam dan kurang aktif di media sosial. Waktunya lebih suka dihabiskan dengan membaca buku.  “Kadang aku bingung melihatmu, dikit-dikit foto, dikit-dikit selfi, terus posting, apa

KATA HATI

Oleh: Yeni Rohaeni  Malam tadi, acaranya arisan keluarga. Acara yang dilakukan rutin setiap tanggal 25 pada tiap bulannya ini dihadiri oleh seluruh kerabat keluarga. Biasanya diisi dengan acara diskusi ngalor ngidul, makan, dan diakhiri dengan mengocok arisan.  Seperti biasa, aku melihat adik sepupuku duduk menyendiri. Dia tidak pernah mau bergabung untuk ngobrol dengan anggota keluarga lainnya. Aku sendiri tidak tau masalanya karena tidak pernah bertanya, tapi malam tadi aku mencoba mendekatinya.  "Pa kabar, Ki," sapaku "Baik," jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Sepertinya dia sedang asyik main game online. "Gabung yuk, ke ruangan tengah," kataku "Males, ah,"  "Napa sih tiap ada acara kumpul keluarga gak pernah mau gabung?" tanyaku "Gak bagus lho selalu memisahkan diri, ntar dikira sombong," kataku lagi. Adik sepupuku memandangku sejenak, lalu kembali anteng dengan androidnya. "Hey, aku ngomong