KARENA MEMANG GROGI ITU NORMAL
Oleh: Yeni Rohaeni
"Nomor lot berapa, Bu?" tanya seseorang di sampingku.
Aku menoleh dan kulihat laki-laki paruh baya memakai baju adat Yogyakarta lengkap dengan blankonnya sedang menatapku ramah.
"Nomor 13, Pak" jawabku
"Wah, lucky number itu." Katanya sambil tersenyum
"Semoga, Pak." Gumamku agak miris karena aku ingat mitos bahwa angka 13 adalah angka sial. Ah, itu hanya mitos pikirku menghibur diri.
Satu per satu peserta lomba memasuki ruangan aula hotel. Ruangan yang luas dan nyaman. Kursi peserta lomba ditata dengan rapi. Tiga buah meja juri membelakangi tempat peserta dan menghadap ke meja panjang yang disediakan untuk meletakkan hasil-hasil karya nyata para pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) utusan 34 Provinsi Di Indonesia.
Entah kenapa jantungku berdetak lebih kencang. Rasa percaya diriku tiba-tiba ambyar, grogi mak..
"Juri kita Profesor semua." bisik Teh Devi yang berkebaya cantik khas Jawa Barat.
Jujur, bisikannya membuat rasa grogiku naik ke ubun-ubun.
Grogi memang salah satu masalah yang sering dialami banyak orang ketika akan tampil di depan publik apalagi jika tampil pada ajang perlombaan.
Nomor urut 13 cukup membantuku menurunkan kadar grogiku, setidaknya aku punya kesempatan belajar dari penampilan peserta sebelumnya.
Sambil menunggu nomor lotku dipanggil, kubuka gawaiku, kutelusuri "cara mengatasi grogi" melalui mbah google. Mataku tertumbuk pada sebuah artikel.
Menurut artikel tersebut, pada dasarnya semua presenter pasti pernah grogi. Untuk mengatasinya, tentu saja dengan melakukan persiapan seperti datang lebih awal ke tempat presentasi, kuasai materi, dan lakukan penyesuaian dengan lingkungan presentasi. Kemudian selalu berpikir positif, hindari pikiran negatif seperti khawatir melakukan kesalahan atau merasa takut ide kita tidak diterima audiens. Berikutnya lagi persepsikan audiens sebagai teman atau sahabat, tunjukan pose tubuh yang positif, atur nafas, fokus dan salurkan grogi melalui gerakan.
Deg, jantungku kembali berdetak saat nomor lotku dipanggil. Tenang, ini normal...
Ingat, anggap juri sebagai teman atau sahabat walaupun tatapannya tetap membuatku risau.
Ayo, percaya diri dan fokus pada materi yang akan disampaikan, bathinku.
Alhamdulillah, akhirnya 30 menit menegangkan itu bisa kulewati. Sebenarnya, grogi itu memang normal dialami oleh semua orang. Artinya jika saat ini kita masih sering merasa grogi maka kita tidak perlu risau karena banyak orang mengalami hal yang sama dengan kita tetapi jangan sampai grogi tidak terkendali.
Komentar
Posting Komentar